I-Motion SE-DJPL 48: Sistem Pemantauan Pelabuhan yang Kini Jadi Penentu Verifikasi Audit 2025

I-Motion yang terintegrasi sesuai dengan SE-DJPL 48

Sistem I-Motion SE-DJPL 48 Kini Jadi Syarat Mutlak Audit 2025

I-Motion berfungsi sebagai dashboard nasional yang menampilkan data real-time dari CCTV long range dan AIS receiver di seluruh pelabuhan. Setiap aktivitas kapal, dari posisi hingga pergerakan visual, wajib terekam dan tampil langsung dalam sistem ini. Banyak pelabuhan yang gagal audit karena sistem mereka belum terhubung ke Sistem I-Motion SE-DJPL 48 meskipun perangkat fisiknya sudah dipasang. Bagi pelabuhan, keberhasilan integrasi ke I-Motion bukan hanya menunjukkan kesiapan teknologi, tetapi juga menjadi tolak ukur kelayakan izin operasional.

Tahun 2025 membawa perubahan besar dalam cara pelabuhan menjalankan pengawasan. Kementerian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, mewajibkan seluruh pelabuhan—baik TERSUS maupun TUKS—untuk terhubung langsung ke Sistem I-Motion SE-DJPL 48. Regulasi ini tidak lagi menganggap sistem pengawasan digital sebagai opsi tambahan. Sebaliknya, Sistem I-Motion kini menjadi penentu utama kelulusan audit kepatuhan.

Dengan aturan baru ini, setiap pelabuhan harus mengintegrasikan CCTV long range dan AIS receiver ke dalam satu platform nasional. Pelabuhan yang belum membangun integrasi ini berisiko tertinggal, baik dalam aspek operasional maupun administratif. Sistem I-Motion secara real-time menampilkan visual dan data pelayaran dari seluruh Indonesia, dan menjadi alat utama bagi KSOP dan DJPL untuk melakukan inspeksi dan verifikasi tanpa harus hadir langsung di lokasi.

Peran Sistem I-Motion dalam Implementasi SE-DJPL 48

I-Motion dirancang sebagai pusat pemantauan yang terintegrasi dengan server DJPL. Sistem ini:

  • Menampilkan tayangan CCTV pelabuhan secara real-time
  • Menerima data posisi kapal dari AIS receiver
  • Merekam data aktivitas dan menyimpannya untuk kebutuhan audit
  • Memberikan akses kepada KSOP, DJPL, dan instansi pengawasan lain

Saat petugas audit melakukan verifikasi, mereka tidak lagi datang dengan membawa kamera atau memeriksa dokumen manual. Mereka cukup membuka dashboard I-Motion, lalu melihat apakah data dari pelabuhan tertentu tersedia, lengkap, dan sinkron.

Tiga Komponen yang Wajib Terhubung ke I-Motion

Agar sistem pengawasan pelabuhan dinyatakan lengkap dan valid, setidaknya tiga komponen wajib terkoneksi ke I-Motion:

  1. CCTV Long Range
    • Harus bisa streaming video real-time
    • Minimal menggunakan RTSP / ONVIF
    • Dilengkapi perekaman (local/cloud) minimal 30 hari
  2. AIS Receiver
    • Harus push data posisi ke server pusat
    • Format data NMEA 0183 atau yang setara
    • Berfungsi 24 jam dan dapat dipantau setiap saat
  3. Jaringan IP dan Gateway Data
    • Harus stabil, aman, dan mampu mengirim data video + AIS tanpa putus
    • Mendukung pengujian jarak jauh oleh DJPL

Tanpa ketiganya, pelabuhan akan dinyatakan “belum comply” meskipun telah memasang perangkat fisik.

Kasus di Lapangan: Banyak Pelabuhan Gagal Audit karena Tidak Tersambung ke Sistem I-Motion SE-DJPL 48

Sejak SE-DJPL 48 Tahun 2024 diterapkan, banyak TUKS dan pelabuhan swasta menghadapi masalah serius. Mereka telah membeli perangkat CCTV dan AIS receiver, bahkan memasangnya di lokasi. Namun sayangnya, sistem tersebut tidak muncul di dashboard I-Motion milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Akibatnya, saat KSOP melakukan audit, mereka langsung menyatakan bahwa pelabuhan tidak comply, dan izin operasional pun tertunda—beberapa bahkan terpaksa dihentikan sementara.

Masalah ini bukan karena perangkat tidak berfungsi, melainkan karena sistem tidak terkoneksi secara nasional. Auditor dari DJPL kini tidak lagi menilai perangkat di lapangan secara manual. Mereka cukup membuka dashboard pusat I-Motion dan mengecek apakah video dan data AIS muncul atau tidak. Jika data tidak tersedia, maka pelabuhan dianggap tidak siap.

Tim KSINERGI banyak menerima laporan dari pelabuhan yang mengira mereka sudah siap, padahal vendor sebelumnya hanya menyediakan perangkat secara fisik, tanpa koneksi ke I-Motion. Dalam kondisi ini, kamera dan receiver yang mahal pun menjadi tidak berguna.

Beberapa penyebab umum kegagalan audit I-Motion:

  • Vendor hanya menjual perangkat tetapi tidak mengatur koneksi data ke I-Motion
  • CCTV yang digunakan tidak mendukung RTSP, atau hanya memiliki lensa biasa tanpa kemampuan long range
  • AIS Receiver hanya bekerja secara lokal tanpa kemampuan push data ke server pusat
  • Tidak ada dokumentasi teknis, seperti topologi jaringan, format protokol, atau laporan uji konektivitas

Lebih buruk lagi, beberapa pelabuhan tidak mengetahui bahwa dokumentasi teknis kini menjadi bagian dari item audit resmi. Akibatnya, tim verifikasi tidak bisa mencocokkan sistem yang berjalan dengan spesifikasi yang seharusnya dikirim ke pusat.

Oleh karena itu, hanya sistem yang terkonfigurasi dengan benar dan terdokumentasi lengkap yang bisa lolos audit SE-DJPL 48. Pelabuhan yang sudah menghabiskan anggaran besar pun tetap bisa gagal verifikasi jika vendor tidak memahami kebutuhan administratif dan teknis dari I-Motion.

Ksinergi Hadirkan Solusi Terintegrasi Siap I-Motion

Ksinergi menjadi salah satu vendor nasional yang menyediakan solusi CCTV dan AIS receiver yang siap terhubung ke sistem I-Motion. Kami tidak hanya menjual perangkat, tetapi juga mengelola koneksi dan dokumentasi teknis yang dibutuhkan untuk verifikasi DJPL dan KSOP.

Paket lengkap dari Ksinergi meliputi:

  • Kamera long range dengan RTSP dan night vision
  • AIS receiver dual channel dengan output NMEA 0183
  • Jaringan IP dan konfigurasi gateway data
  • Uji sistem + pendampingan audit lapangan
  • Dokumentasi lengkap dan sertifikasi teknis

Dengan pendekatan ini, pelabuhan tidak perlu lagi memecah pekerjaan ke berbagai vendor. Semua sistem langsung terkoneksi dan siap audit.

Prediksi ke Depan: I-Motion Jadi Backbone Lintas Instansi

Ke depan, I-Motion akan berkembang menjadi pusat interoperabilitas lintas instansi seperti KSOP, Bakamla, KPLP, hingga otoritas pelabuhan daerah. Sistem ini memungkinkan data pengawasan diakses secara nasional dan digunakan untuk berbagai fungsi:

  • Deteksi pelanggaran pelayaran
  • Pemantauan lalu lintas kapal berbasis data real-time
  • Pengawasan lingkungan laut
  • Inspeksi dan peringatan dini keamanan pelabuhan

Oleh karena itu, koneksi ke I-Motion bukan sekadar syarat administratif, tetapi bagian dari arsitektur keamanan dan efisiensi nasional.

Kesimpulan: Sistem I-Motion SE-DJPL 48 Tentukan Masa Depan Pelabuhan

Bagi pelabuhan di Indonesia, tahun 2025 bukan sekadar deadline regulasi—tapi momentum untuk menyamakan langkah menuju transformasi digital pengawasan laut. Tanpa integrasi ke I-Motion, pelabuhan akan tertinggal, bukan hanya dalam audit, tetapi juga dalam pelayanan dan kepercayaan klien logistik.

KSINERGI hadir untuk memastikan pelabuhan Anda terhubung ke I-Motion, comply dengan SE-DJPL 48, dan siap menghadapi tantangan pengawasan digital di masa depan.

Kontak: +62 812-8738-1116 / +62 823-1004-5789
Website: https://ksinergi.co.id/ais-receiver-cctv-pelabuhan
Sumber Resmi: djpl.dephub.go.id