Setiap Tahun Jumlah Penguna Internet di Indonesia Makin Meningkat Tajam

Menurut hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada awal tahun 2018, penguna jasa internet di Indonesia makin meningkat tajam. Lebih dari setengah populasi penduduk Indonesia saat ini (262 juta orang), telah terpapar dampak internet. Tepatnya 57% penduduk telah terhubungan dengan jaringan internet,  atau sedikitnya sekitar 143 juta orang.

Dari hsail survei tersebut, mayoritas pengguna internet sebanyak 72,41 persen masih dari kalangan masyarakat urban. Pemanfaatannya sudah lebih jauh, bukan hanya untuk berkomunikasi tetapi juga membeli barang, memesan transportasi, hingga berbisnis dan berkarya. Sementara, berdasarkan wilayah geografisnya, masyarakat Jawa paling banyak terpapar internet yakni 57,70 persen. Selanjutnya Sumatera 19,09 persen, Kalimantan 7,97 persen, Sulawesi 6,73 persen, Bali-Nusa 5,63 persen, dan Maluku-Papua 2,49 persen.

Dalam survei tersebut, APJII menggunakan 2.500 responden dengan margin of error +- 1,96 persen dan level of confidence 95 persen. Pengumpulan data ini melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Responden berasal dari enam wilayah Indonesia, yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa, dan Maluku-Papua. Metodologi yang digunakan multi stage cluster sampling, yakni urban, rural-urban, dan rural. Survei dengan metodologi ini diklaim bisa mengetahui persoalan yang dihadapi terkait penetrasi internet di Indonesia.

Anak Muda sebagai sasaran pasar

Memang tak bisa dipungkiri, belakangan ini internet menjadi kebutuhan kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Sebanyak 49,52 persen pengguna internet di Tanah Air adalah mereka yang berusia 19 hingga 34 tahun. Kelompok ini mengabsahkan profesi-profesi baru di ranah maya, semisal Selebgram (selebritas Instagram) dan YouTuber (pembuat konten YouTube). Disamping itu, menjamurnya perusahaan rintisan digital atau startup pun sedikit banyak digerakan oleh kelompok usia ini, baik mereka sebagai pendiri atau konsumen.

Usia 35 hingga 54 tahun menduduki peringkat kedua, sebanyak 29,55 persen. Kelompok ini berada pada usia produktif dan mudah beradaptasi dengan perubahan. Sementara remaja usia 13 hingga 18 tahun menempati posisi ketiga dengan porsi 16,68 persen. Dan sebagai kloter terakhir adalah orang tua di atas 54 tahun, menurut survei hanya 4,24 persen yang memanfaatkan internet.

Selain usia, faktor pendidikan juga memengaruhi penetrasi internet di Indonesia. Sebanyak 88,24 dari mereka yang berpendidikan dan sudah menyadang gelar S2 dan S3 terhubung dengan internet. Bahkan mayoritas lulusan S1 dan Diploma juga telah menggunakan internet, yakni sebanyak 79,23 persen. Di beberapa universitas dan akademi kejuruan, internet memang telah menjadi bagian penting dari proses belajar-mengajar.

Sebagai contohnya dalam menegrjakan tugas dan ujian bukan lagi dikumpulkan dalam bentuk kertas, melainkan lewat e-mail. Untuk mencari referensi pun seringkali diperoleh dari jurnal online atau e-Book, bukan melalui buku-buku fisik lagi. Ditambah lagi, dalam proses administrasi seperti pengambilan mata kuliah, evaluasi dosen, hingga survei di kampus juga sudah terhubung ke sistem online.

Di tingkat pendidikan SMA/MA/Paket C, SMP/MTs/Paket B, SD/MI/Paket A, dan yang tidak sekolah, pun dampak internet terasa kuat. Persentase pengguna internetnya secara berurutan 70,54 persen, 48,53 persen, 25,10 persen, dan 5,45 persen.

Lebih lanjut APJII  menyatakan dari level ekonomi, kebutuhan internet juga bisa dibedakan. Menurut survei yang sudah dilakukan, mayoritas pengguna internet berasal dari kelas menengah ke bawah. Dari 143 juta masyarakat Indonesia yang sudah terkoneksi internet, ada sekitar 62,5 juta masyarakat kelas menengah ke bawah yang menggunakan internet. Sedangkan masyarakat kelas atas sebesar 2,8 juta jiwa. [Dee/dbs]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *