Lag Ping Tinggi Saat Main Mobile Legend? Coba Pakai dengan Jaringan Internet Satelit Ksinergi

Menggunakan internet satelit untuk bermain game – Free Fire merupakan salah satu game online terlaris saat ini di Indonesia. Di Google sendiri Free Fire menyentuh 500rb lebih pencarian setiap bulannya.

Saat bermain Free Fire jika sering mengalami sulit masuk server karena ping tidak stabil atau terlalu tinggi (terkadang sudah bisa masuk tapi mengalami lag) dan bahkan di terputus dari server karena ping tidak stabil, RTO (request timed out) atau ping terlalu tinggi. Terlebih jika menggunakan internet satellite yang umum di kenal/konvensional satellite (GEO Satelit), maka hal tersebut akan sering terjadi.

Game Free Fire

Namun kendala tersebut kini sudah dapat terselesaikan dengan internet satelit LEO (Low Earth Orbit) Starlink. Teknologi satelit terbaru ini memungkinkan akses internet yang lancar buat kamu main game walaupun di daerah terpencil. Ping stabil, atau sering dikenal dengan ping hijau (dibawah 100ms) saat bermain game dengan menggunakan teknologi internet satelit.

Jika kamu adalah pegiat penyedia internet di daerah kamu yang susah sinyal, kamu bisa mendaftar di sini, karena kami sedang membuka kesempatan mitra ISP lokal menjadi subnet Ksinergi di seluruh Indonesia.

Teknologi Terbaru dengan Ping Rendah

Teknologi terbaru di industri internet satelit yang diklaim dapat memfasilitasi games jenis multiplayer battle royale dengan latensi di bawah 100ms adalah konstelasi satelit bergerak rendah (Low Earth Orbit/LEO) yang dikelola oleh perusahaan seperti SpaceX dan OneWeb.

Satelit LEO bergerak pada ketinggian yang jauh lebih rendah dari satelit geostasioner tradisional, yang berarti bahwa sinyal dapat melakukan perjalanan lebih cepat antara satelit dan perangkat di bumi. Selain itu, satelit LEO dapat membentuk jaringan yang lebih kuat dan lebih cepat karena jumlah satelit yang lebih besar dan kecepatan pengiriman sinyal yang lebih tinggi.

Beberapa perusahaan, seperti Starlink milik SpaceX, sedang membangun jaringan satelit LEO yang akan menyediakan layanan internet global dengan kecepatan tinggi dan latensi rendah. Teknologi ini diyakini dapat membantu memfasilitasi game online dengan koneksi internet yang stabil dan cepat, termasuk game jenis multiplayer battle royale dengan latensi di bawah 100ms. Namun, teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan perlu diuji untuk membuktikan kinerjanya dalam memfasilitasi game online.

Pertanyaan Yang Umum Ditanyakan Terkait Internet Satelit

Bagaimana kualitas jaringan internet starlink pada wilayah kepulauan seperti indonesia yang 70% terdiri dari air/lautan?

Saat ini, jaringan internet Starlink milik SpaceX masih dalam tahap pengembangan dan belum tersedia secara menyeluruh di seluruh dunia. Namun, beberapa pengujian awal menunjukkan bahwa layanan ini mampu memberikan koneksi internet dengan kecepatan yang cukup tinggi dan latensi yang rendah di berbagai wilayah, termasuk wilayah kepulauan seperti Indonesia.

Meskipun wilayah Indonesia sebagian besar terdiri dari air dan laut, jaringan Starlink masih dapat memberikan layanan internet melalui satelit LEO yang ditempatkan di orbit rendah. Namun, seperti halnya teknologi satelit lainnya, jaringan Starlink masih rentan terhadap cuaca buruk dan hambatan fisik lainnya seperti bangunan, pohon, dan pegunungan.

Dalam hal ini, Starlink menggunakan teknologi “phased array” pada antena penggunanya, yang memungkinkan antena untuk menyesuaikan sudut dan arah sinyal satelit secara otomatis untuk menghindari hambatan fisik dan memaksimalkan kualitas koneksi internet.

Namun, saat ini masih belum ada data atau pengujian yang cukup untuk memastikan kualitas jaringan Starlink di wilayah Indonesia yang mayoritas terdiri dari air dan laut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dan peningkatan infrastruktur yang tepat untuk memastikan kualitas layanan internet yang baik di seluruh wilayah Indonesia.

Frekuensi apa yang dipakai oleh starlink untuk melayani wilayah indonesia?

Starlink milik SpaceX menggunakan frekuensi radio KU-band dan KA-band untuk melayani koneksi internet dari satelit LEO-nya. Frekuensi KU-band digunakan untuk menghubungkan antena pengguna dengan satelit, sedangkan frekuensi KA-band digunakan untuk menghubungkan satelit di antara mereka sendiri.

Namun, frekuensi yang digunakan oleh Starlink untuk melayani wilayah Indonesia mungkin berbeda tergantung pada aturan dan regulasi pemerintah setempat. Hal ini karena setiap negara memiliki aturan sendiri untuk penggunaan frekuensi radio dan pita frekuensi tertentu dapat dialokasikan untuk penggunaan khusus oleh pemerintah.

Sebagai contoh, di Amerika Serikat, Starlink menggunakan frekuensi KU-band dan KA-band yang diberikan oleh Federal Communications Commission (FCC). Di Indonesia, frekuensi yang dapat digunakan oleh Starlink mungkin telah dialokasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) atau Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).

Sebelum Starlink dapat memberikan layanan internet di wilayah Indonesia, SpaceX harus memperoleh izin dari otoritas pemerintah setempat dan mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku untuk penggunaan frekuensi radio.